KKN Internasional

Ditakdirkan sebagai warga asing di wilayah negaranya sendiri. Itulah yang dirasakan bocah kecil asli Indonesia ini. Yaa memang mereka tinggal di pulau Kalimantan,  namun.. lahir dan besar dalam pelukan negri orang, Sabah. Malaysia. Demi perekonomian yang lebih baik, para orang tua mereka, rela melepas identitas ruhnya sebagai anak ibu pertiwi. Diskriminasi sudah pasti dirasakan.. Seperti, Tak adanya lembaga pendidikan yang mau menampung anak mereka, kecuali sekolah kecil dengan berlatar kebun sawit milik seorang relawan Indonesia yang dibangun khusus untuk para anak TKI.

Meskipun dengan keadaan yang serba minim, bukan dijadikan sebuah rintangan ataupun alasan mereka untuk bisa bermalas – malasan.. Bahkan ketika kami datang dengan keterbatasan ilmu, mereka sambut dengan keceriaan dan semangat yang justru membuat kami malu sekaligus haru. Dengan berbagai keingin tahuan mereka tentang pesona Indonesia..

“ka aku liat di tv, Indonesia cantik cantik lautnya.. Macam mana ka gambarkan pada kami” 
“ka doakan kami bisa ke Jakarta, bisa kerja disana, biar ayah sama ibu bisa pulang lagi ke kampung (Sulawesi).. Jadi tidak usah lagi kerja di negara orang, yang harus pisah sama keluarga.”

“ka doakan kami bisa ke Jakarta, bisa kerja disana, biar ayah sama ibu bisa pulang lagi ke kampung (Sulawesi).. Jadi tidak usah lagi kerja di negara orang, yang harus pisah sama keluarga.”

“ka, kami juga ingin seperti kaka, bisa kuliah di Indonesia.. Bisa liat monas, candi borobudur yang katanya cantik cantik kali macam foto digoogle”

Pecutan yang luar biasa kami berdiri saat itu, hampir 1 bulan lamanya, kami sudah dianggap sebagai kaka mereka sendiri.. dijadikannya sebagai sandaran tempat mereka bercerita dan berkeluh kesah untuk merasakan keelokan bumi pertiwi.
Ketika kami berpamitan untuk pulang ke Jakarta, ada kalimat yang takbisa kami lupakan, salah satu dari mereka berucap “ka.. Balik lagi kesini, tengok kami sesekali pasti kami rindu kaka kaka semua.. Doakan kami menjadi orang sukses dan bisa bertemu kaka di Indonesia, doakan kami kaa.”

[Tulisan Pengalaman Maasiswa/i KKN Internasional]

Tinggalkan Balasan